Penulis: Salsabila Aqila Risfiana, Fakultas Psikologi dan Kesehatan
Salah satu aspek krusial dalam kehidupan modern saat ini adalah kesehatan mental. Aspek ini tidak hanya mencakup kondisi psikologis seseorang, namun juga kesejahteraan emosional dan sosial seseorang. Kesehatan mental yang stabil akan menghasilkan perilaku sehari-hari yang juga stabil. Namun, hal ini sangat bersimpangan dengan laporan oleh WHO tahun 2023, lebih dari 280 juta orang di dunia mengalami depresi, sementara angka bunuh diri meningkat sebesar 10% dibandingkan tahun sebelumnya. Informasi yang diperoleh Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) tahun 2022 mengungkapkan bahwa 1 dari 3 remaja (32,9) atau sekitar 15,5 juta remaja Indonesia mengalami masalah kesehatan mental dalam 12 bulan terakhir. Selain itu, data terbaru yang diperoleh dari hasil penelitian oleh Asia Care Survey 2024 menunjukkan bahwa 56% responden di Indonesia mengkhawatirkan masalah stress dan burnout, diikuti oleh gangguan tidur (42,6 %), kecemasan (28,2%), dan kesepian (24,9 %).
Dalam situasi ini, pendekatan psikologi yang lebih komprehensif sangat dibutuhkan dan mengingat mayoritas Masyarakat Indonesia adalah beragama Islam, maka integrasi pendekatan psikologi dan Al-Qur’an ditawarkan menjadi Solusi dalam membantu menjawab isu krisis kesehatan mental saat ini. Dalam Islam, ayat-ayat Al-Qur’an tidak hanya berfungsi sebagai pedoman hidup, namun juga bimbingan sekaligus obat untuk berbagai penyakit jasmani dan Rohani.Berbagai teori psikologi seperti Stress Coping dari Lazarus dan Folkmarn yang berfokus pada strategi adaptif untuk individu bertahan dan menyelesaikan permasalahan atau tekanan hidup. Sedangkan, Al-Qur’an menyentuh dimensi spiritual yang menawarkan jalan menuju tentramnya jiwa, seperti yang tercantum dalam Q.S Ar-Ra’d ayat 28 disebutkan, “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” Ayat ini memiliki makna bahwa dzikir bukan hanya ritual religiusitas, namun juga dimensi spiritualitas yang menyentuh mekanisme psikologis yang mendukung regulasi emosi yang baik.
Dalam topik ini, Integrasi psikologi dan Al-Qur’an bukan berarti menyangkal segala teori psikologi baik terdahulu maupun modern. Namun, mengombinasikan makna spiritualitas dengan konsep dan teori psikolog. pemaknaan ulang terhadap musibah melalui konsep sabar dan tawakal, terapi tersebut dapat semakin relevan bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas Muslim. Hal ini sejalan dengan temuan penelitian yang menunjukkan bahwa intervensi psikologis berbasis spiritualitas Islam berpengaruh signifikan dalam menurunkan tingkat kecemasan pada mahasiswa selama pandemi. Artinya, Al-Qur’an dapat menjadi sumber kekuatan psikologis yang melengkapi pendekatan ilmiah modern.
Konsep ukhuwah dan saling menolong (ta’awun) yang sejalan dengan teori coping mechanism dapat dipandang sebagai bentuk dukungan sosial yang menjadi salah satu faktor protektif terhadap stres dan depresi. Psikologi modern sendiri menekankan pentingnya social support sebagai salah satu prediktor utama kesehatan mental yang baik. Bahkan, ditemukan pula bahwa remaja yang aktif dalam kegiatan keagamaan dan komunitas memiliki tingkat resiliensi lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak. Dengan demikian, keterlibatan dalam aktivitas spiritual yang berlandaskan Al-Qur’an tidak hanya memperkuat aspek individu, tetapi juga membangun jejaring sosial yang menyehatkan jiwa.
Selain itu, penting untuk menyoroti bagaimana integrasi ini dapat diterapkan dalam konteks pendidikan. Sekolah dan perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam membentuk kesehatan mental generasi muda. Program konseling di sekolah dapat menggabungkan pendekatan psikologis seperti mindfulness dengan pembiasaan ibadah sederhana, seperti dzikir pagi dan petanng. Salah satu penelitian yang dilakukan pada tahun 2022 menunjukkan bahwa siswa yang rutin mengikuti kegiatan spiritual mindfulness berbasis dzikir mengalami penurunan signifikan pada gejala stres akademik. Hal ini menegaskan bahwa pendekatan integratif tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga praktis untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, penggabungan psikologi dan Al-Qur’an adalah bentuk pendekatan holistik yang relevan dalam mengatasi krisis kesehatan mental di Indonesia. Upaya ini bisa menjadi landasan bagi para praktisi kesehatan, akademisi, hingga masyarakat umum untuk menyusun intervensi yang tidak hanya berbasis ilmu modern, tetapi juga nilai spiritual yang mengakar kuat dalam kehidupan umat Islam.
Referensi
Fitra, A. A. (2025). Kesehatan Mental dan Spiritualitas: Bagaimana Konsep Al-Qur’an Menghadapi Krisis Psikologis Era Kontemporer?. Al-Fahmu: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, 4(1), 115-130.
Hidayat, R. (2021). “Integrasi Psikologi dan Al-Qur’an dalam Penanganan Kesehatan Mental.” Jurnal Psikologi Islam dan Budaya, 4(2), 101–113. DOI: 10.15575/jpib.v4i2.12291
Kementerian Kesehatan RI. (2022). Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) 2022. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. DOI: 10.11564/INAMHS.2022
World Health Organization. (2023). World mental health report: Transforming mental health for all. Geneva: WHO. DOI: 10.26719/WHO.2023.mentalhealth
“Manulife Asia Care Survei 2024.” 2025. Insurance Site. Accessed November 15. https://www.manulife.co.id/id/manulife-asia-care-survei-2024.html.