UKM Pengembangan Tahfidhul Qur'an

Dakwah Qurani di Era Digital sebagai Perkembangan Intelektual Mahasiswa

Penulis : Siti Masyithoh dan Fajriyah Mabruroh

Islam adalah agama rahmatan lil’alamin yang salah satu penyebarannya melalui dakwah. Dakwah merupakan kegiatan mengajak kepada suatu tujuan pembenaran serta pelurusan dalam menjalankan agama Islam. Dakwah terdiri atas tiga macam metode yaitu dengan lisan, tulisan, dan perbuatan. Dalam pelaksanaannya, ada tiga bentuk metode dakwah yaitu dengan hikmah, mau’idhoh hasanah, dan mujadalah.

Sumber-sumber dakwah tentunya ada banyak dan yang paling mendasar dari segala sumber adalah al-Qur’an dan hadits. Kitab-kitab dakwah klasik, pengalaman nyata dari da’i dan ulama merujuk kepada al-Qur’an dan hadits. Hal tersebut sebagaimana sabda nabi saat haji wada’:

تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ

“Aku telah tinggalkan kepada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.” (HR. Malik).

Hal ini menunjukkan bahwa al-Qur’an dan hadis merupakan pedoman hidup yang sangat penting bagi umat Islam.

Al-Qur’an adalah firman Allah yang isinya mencakup solusi dari berbagai persoalan kehidupan. Al-Qur’an sebagai petunjuk yang memberi arah jalan yang benar sebagaimana yang dicontohkan nabi. Hal-hal yang dicontohlan nabi kepada keluarga dan para sahabatnya adalah dakwah. Pada zaman nabi, awal dakwah dilakukan secara sembunyi-sembunyi yakni kepada keluarga dan kerabatNya. Lalu setelah ada perintah dakwah secara terang-terangan dari Allah, nabi pun langsung melaksanakannya walau dengan berbagai macam ujian dan cobaaan menimpaNya. Seiring berjalannya waktu, Islam terus berkembang dan meluas, semua itu adalah karena dakwah. Pada akhir zaman ini memang benar Islam sudah banyak dimiliki oleh banyak orang, tetapi nilai keIslaman itu sedikit yang memiliki. Nilai keIslaman dapat diperoleh dari sumber naqli atau al-Qur’an.

Bertepatan dengan zaman digital saat ini, nilai-nilai keIslaman dalam al-Qur’an dapat disebarkan kepada banyak orang khususnya para pemuda dengan syi’ar al-Qur’an. Syi’ar berasal dari bahasa Arab yang berarti menyebarluaskan. Hal tersebut dapat dilakukan oleh pemuda saat ini yang sudah bergelut dengan teknologi. Pemuda yang dimaksud saat ini misalnya mahasiswa. Dakwah dengan syi’ar Qur’an tidak harus orasi di depan umum seperti zaman nabi. Tapi saat ini dengan bantuan kemudahan teknologi mampu membentuk network yang cepat menyebarkan informasi melalui gadget.

Berdasarkan Q.S Al-Baqarah ayat 30 “Allah menciptakan manusia untuk dijadikan khalifah di bumi”. Dalam hal ini, tentu saja jawabannya adalah remaja dan pemuda sebagai penerus masa depan. Pepatah arab menyatakan “Inna fi yadi al-syubban amr al-ummah, wa fi iqdamiha hayataha” bahwa, sesungguhnya pada tangan pemuda terletak urusan umat dan pada kemajuan mereka terletak hidupnya umat ini. Perkembangan teknologi saat ini menjadikan pemuda menganggap bahwa belajar agama dengan al-Qur’an adalah suatu hal yang kuno. Padahal di era digital saat ini, banyak sekali dakwah al-Qur’an yang disampaikan di dalam konten digital. Media soaial merupakan salah satu alat digital yang sangat mempengaruhi para pemuda, untuk itu sebagai generasi muda, perlu membekali diri dengan pengetahuan yang tepat, agar dapat mengakses informasi yang berguna serta sesuai dengan ajaran dan syariat Islam. Sebagai generasi muda Qurani harus siap menghadapi tantangan era globalisasi, dalam menyebarkan dakwah Qur’ani harus mengimbangi antara nilai Islam dan perkembangan zaman.

Dakwah Qur’ani bertujuan untuk membentuk mahasiswa yang tidak hanya cerdas secara kognitif tetapi juga memahami prinsip agama, moral, dan teknologi yang akan membantu mereka berkembang di dunia yang semakin digital. Dakwah Qurani di era digital berarti menyebarkan ajaran al-Qur’an melalui berbagai platform digital dengan tujuan untuk memberi tahu umat Islam dan masyarakat umum tentang nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur’an. Dakwah ini memanfaatkan teknologi modern, seperti internet, media sosial, website, aplikasi, dan video, untuk menyampaikan pesan Islam kepada lebih banyak orang khususnya para pemuda.

Di era digital, dakwah Qurani tidak hanya mengajarkan ayat-ayat al-Qur’an tetapi juga mengajarkan tentang moral, nilai, dan tanggung jawab sebagai manusia. Mahasiswa diajak untuk menganalisis dan menyaring informasi yang mereka terima, serta memahami konteks ayat-ayat al-Qur’an dalam menghadapi tantangan zaman modern. Melalui platform digital, mahasiswa dapat berdiskusi dan bertukar pikiran mengenai isu-isu kontemporer yang berkaitan dengan nilai-nilai Qurani.

Dengan demikian, dakwah Qurani dapat melatih mahasiswa untuk berpikir kritis dan bijak saat menghadapi berbagai masalah dalam hidup. Di era digital, dakwah Qurani memungkinkan mahasiswa belajar al-Qur’an dengan cara yang lebih praktis dan interaktif. Banyak aplikasi dan platform online yang memungkinkan mahasiswa belajar secara mandiri. Mereka juga dapat memperdalam pemahaman mereka tentang al-Qur’an dengan cara yang lebih menyenangkan dan efektif dengan menonton tutorial video atau live streaming ceramah. Dakwah Qurani di era komputer dan internet sangat membantu perkembangan intelektual. Dakwah Qurani dapat membantu mahasiswa memahami al-Qur’an dalam konteks yang lebih relevan dengan kehidupan modern melalui akses yang lebih mudah keberbagai sumber pengetahuan.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *